SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI ???
SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA
GLOBALISASI ???
Apa itu globalisasi?? Globalisasi
adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit. Globalisasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses di mana
antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Meski sejumlah pihak
menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya
melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran
ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium
ketiga sebelum Masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan
ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Globalisasi tampaknya
telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari
globalisasi. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek
yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh
terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Siap atau tidak siap
kita harus tetap berhadapan dengan globalisasi. Banyak dampak positif yang
dapat diperoleh karena adanya globalisasi seperti:
- Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
- Mudah melakukan komunikasi
- Produksi global dapat ditingkatkan Pandangan ini sesuai dengan teori ‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
- Membuat sikap terbuka, berpikiran luas
- Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
- Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri karena dengan perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
- Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Perusahaan domestik ini sering kali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
- Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
- Mudah memenuhi kebutuhan
Namun, arus globalisasi
tidak selamanya berdampak positif tapi juga bisa berdampak negatif seperti:
- Informasi yang tidak tersaring
- Perilaku konsumtif
- Ketergantungan dengan teknologi
- Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
- Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
Globalisasi perekonomian
merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara
di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Koperasi dunia mulai
gelisah dengan proses globalisasi dan liberalisasi ekonomi dimana-mana,
sehingga berbagai langkah pengkajian ulang kekuatan koperasi dilakukan. Krisis
ekonomi global membawa dampak terhadap perekonomian nasional. Bahkan
diberitakan, di sejumlah daerah sektor usaha mikro kecil dan menengah mengalami
penurunan omzet ekspor akibat gejolak keuangan dunia. Jika tidak diwaspadai,
hal itu akan menggulung potensi ekonomi nasional, khususnya koperasi.
Dengan meningkatnya
kegiatan perekonomian maka kinerja koperasi sangat dibutuhkan dalam
mensosialisasikan perekonomian di Indonesia. Koperasi di Era Globalisasi Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan
peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya
berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi
masyarakat :
·
Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat.
Kegiatan usaha
dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau
kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi
penyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha
lain atau lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan
peraturan.
·
Koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain.
Pada kondisi
ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik
dibandingkan dengan lembaga lain. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha
tertentu diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang lebih
baik dibandingkan dengan lembaga usaha lain, demikian pula dengan Koperasi
Kredit.
·
Koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya.
Rasa memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang
menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan
mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama
koperasi menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai ilustrasi, saat kondisi
perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat bunga yang sangat tinggi,
loyalitas anggota Kopdit membuat anggota tersebut tidak memindahkan dana yang
ada di koperasi ke bank.
Berdasarkan ketiga
kondisi diatas, maka wujud peran yang diharapkan sebenarnya adalah agar
koperasi dapat menjadi organisasi milik anggota sekaligus mampu menjadi
alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Jadi jelas
terlihat bahwa Koperasi Indonesia masih sangat penting walaupun harus
menghadapi era globalisasi dimana semakin banyak pesaing ekonomi yang
bermunculan dari luar negeri dan walaupun seperti itu, Koperasi masih sangat
penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, selalu berusaha
mensejahterakan rakyat Indonesia. Selain itu koperasi tidak harus hilang
berbaur atau mengikuti trend negara lain dan masih dapat berdiri dan
menjalankan fungsi-fungsinnya selama ini. Koperasi dapat bekerja dengan
mengikuti cara kerja pada era globalisasi tetapi tetep berpegang pada prinsip-prinsip
koperasi.
Lalu apakah koperasi
siap menghadapi era globalisasi?? Setelah mengetahui hal-hal diatas, saya dapat
menganalisis bahwa koperasi belum siap dengan adanya globalisasi. Karena saat
ini kondisi dari koperasi itu sendiri sedang tidak baik, bahkan dapat dikatakan
kondisi koperasi buruk. Penyebabnya pengelolaan yang kurang profesional, kurangnya
pengaturan manajemen, pengurus banyak yang korup, pengelola koperasi juga belum
ada kemampuan untuk benar – benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan
juga belum mencukupi. Sebenarnya Indonesia bisa menjadi Negara maju, dengan
kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia, jika dikelola dan dikembangkan
dengan baik, pasti Indonesia bisa menjadi negara maju. Tetapi, karena
pengolahannya kurang dan masyarakatnya belum bisa memanfaatkan hasil bumi
Indonesia maka Indonesia belum bisa dikatakan sebagai Negara maju.
Solusi menggerakan
koperasi menghadapi globalisasi adalah masyarakat berkemampuan mengelola usaha
sebagaimana layaknya badan usaha lain, koperasi juga harus mampu mengoptimalkan
potensi ekonominya serta memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan seluruh
perilaku ekonomi. Dengan semakin besarnya peluang masyarakat dan meningkatnya
jumlah kelompok masyarakat yang memiliki usaha produktif, perlu dipertimbangkan
untuk menumbuhkan koperasi-koperasi baru yang otonom, dan mandiri. Untuk itu
perlu :
·
Dimotivasi melalui pendidikan
·
Sosialisasi dalam rangka pengembangan sosial kapital kelompok masyarakat
·
Membangun sistem pemberdayaan ekonomi kaum masyarakat
·
Memacu pengembangan usaha produktif
·
Menumbuhkan jiwa kewirakoperasian
·
Mempermudah mekanisme pendirian koperasi.
Ada pun tiga hal
perubahan yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan koperasi dalam menghadapi tantangan
ekonomi global adalah :
- Pembenahan aspek kelembagaan
Seperti
diketahui, kelembagaan koperasi secara garis besar terdiri dari fungsi pengurus,
fungsi pengawas, fungsi manajer, dan karyawan koperasi. Dalam praktiknya,
koperasi tersebut tumpang tindih. Ada hal-hal yang tidak jelas dan terkait satu
sama lain dalam pelaksanaan fungsi-fungsi itu. Akhirnya yang terjadi adalah
penyalahgunaan wewenang salah satu pihak untuk memperkaya diri sendiri.
- Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebagai
badan usaha yang berbasis pada masyarakat golongan ekonomi lemah, masalah yang
umum terjadi pada koperasi adalah keterbatasan dan kelemahan SDM. Tenaga
pengelola hanya mengandalkan semangat “pengabdian”, bukan profesionalisme.
Karena itu untuk peningkatan SDM perlu diadakan latihan-latihan intensif atau
kursus singkat. Selain itu jalur perguruan tinggi perlu digandeng pula.
Koperasi perlu mengadakan kerja sama dengan kalangan perguruan tinggi.
- Sektor modal dan lingkungan
Selama ini
koperasi dianaktirikan dalam perekonomian Indonesia. Lembaga perbankan lebih
mengutamakan pengucuran kredit untuk para konglomerat. Kolusi dan korupsi yang
dilakukan sektor perbankan dan konglomerat menyebabkan sempitnya alokasi kredit
untuk koperasi. Penyalahgunaan uang negara tersebut telah menyebabkan
terjadinya konsentrasi penyaluran modal kepada segelintir perusahaan
konglomerat. Hal ini makin mempersempit kesempatan koperasi untuk memperoleh
modal dari perbankan. Sekarang pemerintah harus mengalihkan perhatian pada
koperasi. Alokasi kredit untuk koperasi harus diperbesar. Koperasi harus
dipermudah memperoleh pinjaman modal dari bank. Dengan cara demikian koperasi
akan berusaha mengejar ketertinggalannya untuk mengurangi makin tajamnnya
kesenjangan perekonomian Indonesia.
Berikut ini langkah-langkah koperasi untuk menghadapi
era-globalisasi:
- Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
- Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
- Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
- Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
- Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
- Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Refrensi:
Nasution, Muslimin.2008. Koperasi Menjawab Kondisi
Ekonomi Nasional. Jakarta:PIP (Pusat Informasi Pengkoprasian)
Komentar
Posting Komentar